Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2008

Ironi Negeri Beras

Khudori , Ironi Negeri Beras , Yogyakarta : Insist Press, Juni 2008, x+366 halaman termasuk indeks Beras dalam Pergulatan Politik Beras dan politik seperti tidak ada sangkut pautnya. Beras adalah bahan pangan kita, sementara politik adalah alat perjuangan untuk mendesakkan kepentingan tertentu. Beras sangat konkrit, sedangkan politik sangat absurd . Akan tetapi dalam jalinan pergulatan kebudayaan rakyat kontemporer, dua kata itu menjadi mesra seperti pasangan suami istri. Dalam sejarah negara Indonesia , beras dan politik selalu mengemuka. Di masa Orde Baru politik beras yang bergulir adalah swasembada beras – saking berlimpah sempat diekspor--, beras murah, dan petani tetap makmur. Sementara pasca reformasi politik beras yang bergulir beras langka, beras mahal, tetapi petani tidak makmur. Bahkan jutaan produsen beras (petani) terlilit dalam kemiskinan. Aneh. Tetapi kenyataan perberasan kita dewasa ini demikian adanya. Adakah yang salah dengan perberasan kita? Buku Ironi

Geneologi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran, dan Prospek Demokrasi

Prospek Islam Radikal untuk Demokrasi Judul: Geneologi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran, dan Prospek Demokrasi Penulis: M Zaki Mubarak Pengantar: M Syafii Anwar Penerbit: LP3ES, Jakarta, April 2008 Tebal: xxxvii + 384 halaman Peresensi: Kholilul Rohman Ahmad Publikasi: SUARA MERDEKA (Semarang) edisi Minggu 07 Juli 2008 Kekerasan mewarnai peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 2008. Publik dikejutkan kehadiran tokoh kontroversial. Munarman namanya. Laki-laki asal Sumatera ini menjadi perhatian publik dalam waktu relatif singkat. Tiba-tiba seluruh media cetak-elektronik nasional dan lokal membahasnya. Pemberitaan terhadapnya seolah-olah di- setting untuk menegaskan agenda tertenhtu. Meskipun hal ini dibantah oleh pelaku media sendiri. Namun anehnya, dalam kasus peringatan lahir Pancasila di Mona itu, AKBB (aliansi Kebebasan Berkeyakinan dan Beragama) yang menjadi korban kekerasan malah tidak terkenal. Justru yang terkenal adalah pelaku kekerasan, yakni Munarwa