Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2008

DARI MBAH SAHAL SAMPAI GUS YUSUF

Oleh Kholilul Rohman Ahmad Ulama kharismatik dengan segundang ilmu keagamaan merupakan modal sosial tak terbatas bagi penulisan buku karena dapat dimanfaatkan sebagai pijakan pengambilan hukum oleh pengikutnya. Fiqih, ilmu cabang dalam Islam yang berkaitan erat dengan tatacara ibadah, selalu mendapatkan tempat teratas dalam kehidupan masyarakat agama Islam. Sebab fiqih merupakan kebutuhan sehari-hari umat Muslim untuk panduan beribadah shalat, zakat, puasa, dan haji. Belum lagi kaitan dengan tatacara wudlu, hadats, najis, mengelola jenazah, menyucikan pakaian, dan menyucikan hadats dalam tubuh. Hukum halal-haram terhadap persoalan tertentu seperti jual-beli. Intinya, dalam Islam fiqih merupakan ilmu teknis yang banyak dimanfaatkan penganut Muslim. Buku tanya-jawab persoalan keagamaan selalu berkembang dan mengalami perbaikan (revisi) terhadap buku-buku sebelumnya yang pernah ada. Perkembangan buku tanya-jawab dapat ditelisik dengan tiga pendekatan: Pertama , buku tanya jawab fiqih akan

HUT NU KE-82~Soeharto, Gus Dur, dan Kajian NU

Oleh: Kholilul Rohman Ahmad Dalam kalender Masehi tercatat 31 Januari 1926 sebagai hari lahir Nahdlatul Ulama (NU). Di tahun 2008 ini berarti organisasi massa terbesar di Indonesia itu telah berumur 82 tahun, sebuah waktu yang cukup sebagai ruang berbenah dan saling mengisi. NU sebagai organisasi masyarakat telah menapaki sejarah di Indonesia sebagai salah satu penyangga kekuatan bangsa hingga mempunyai nilai plus-minus yang patut diperhitungkan. Sejalan dengan nafas kehidupan yang menyejarah, diri NU mempunyai banyak ruang untuk dikaji tentang sejauhmana perubahan demi perubahan yang pernah dialami. Melalui hasil kajian NU, dari buku ke buku yang terbit beda tahun, pembaca bisa menganalisis kecenderungan NU dari masa ke masa. Untuk itulah, kajian NU memperoleh posisi penting di mana patut dipertahankan publikasinya dalam bentuk buku, ketimbang sepotong artikel di koran. Buku-buku tentang NU yang pernah/akan terbit terus mendorong orang untuk tertarik mengamati NU. Misalnya, NU yang

Jauharul Muharram di Jawa, Melokalkan Tradisi Islam

TEGALREJO, MAGELANG-Rabu sore ( 9/1/2008 ) usai waktu ashar ketika pukul 16.00 waktu Indonesia bagian barat. Masyarakat di wilayah Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, berduyun-duyun menuju sebuah gedung berhalaman luas di Tepo, Dlimas. Kawasan Tepo tempat mereka berkumpul kurang lebih seluas 1 hektar. Mereka laki-laki dan perempuan, dari anak-anak sampai orangtua. Pakaian yang dikenakan serba putih. Baju, sarung, mukena, jilbab, surban, dan peci. Sekitar 25.000 jamaah. Ada yang datang dari daerah Temanggung, Purworejo, Semarang, dan sekitarnya. Mereka duduk di tikar yang disediakan panitia atau membawa tikar sendiri. Namun banyak jamaah yang datang belakangan tidak kebagian tikar sehingga antar jamaah berjejalan di tikar yang tidak mampu menampung seluruh jamaah secara memadahi. Mereka berkumpul dan berdoa menengadahkan kedua tangan. Doa bersama dipimpin oleh KH Muhammad Sholihun (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hasan, Geger, Girirejo, Tegalrejo Magelang). Doa yang dipanjatkan adalah un