Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2008

Asal-Usul Pesantren di Jawa

Judul buku: Pesantren di Jawa: Asal-usul, Perkembangan, dan Pelembagaan Peneliti: Hanun Asrahah, Kustini, Amin Haedari, Marta Hendra Penyusun: Hanun Asrahah Editor: Rijal Roihan Penerbit: Departemen Agama RI-INCIS, Cet. I, Desember 2002 Tebal buku: xii + 200 halaman T anah Perdikan Itu Bernama Pesantren Oleh Kholilul Rohman Ahmad* DEWASA INI EKSISTENSI DAN KREDIBILITAS PESANTREN MENGALAMI PENINGKATAN PESAT ketimbang sepuluh tahun silam ketika sejumlah tokoh nasional didikan pesantren mewarnai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara di Tanah Air. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia telah memberikan kontribusi demokratisasi bagi bangsa Indonesia, antara lain, ketika alumnus Pesantren Tegalrejo Magelang, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ditetapkan oleh MPR sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 1999. Meski naik dan atau jatuhnya Gus Dur hingga kini masih menjadi kontroversi, namun bagi kalangan pesantren tetap dipandang sebagai prestasi dalam sejarah per

Republikanisme dan Keindonesiaan

Judul: Republikanisme dan Keindonesiaan ~ Sebuah Pengantar Penulis: Robertus Robert Penerbit: Marjin Kiri, Jakarta, Juli 2007 Tebal: xiv+140 halaman Melawan Lupa Bicara Indonesia Oleh: Kholilul Rohman Ahmad Merdeka, merdeka, merdeka... Sebuah untaian kata lazim diucapkan teriak sambil mengepal tangan ke atas, gerakan khas pejuang kemerdekaan. Kini jarang kita temukan gerakan heroik seperti itu kecuali dalam film atau saat para veteran perang mengadakan temu reuni. Bersama tenggelamnya teriakan kata merdeka, nafas republik kini sedang terengah-engah. Indonesia bersedih. Kesedihan lahir, menurut buku karangan Robertus Robert ini, bukan karena Indonesia mengalami krisis ekonomi atau banyak koruptor, melainkan oleh warganya tidak dipikirkan nasibnya masa depan dalam konteks republikanisme. Warganya merasa Indonesia sebagai republik sudah ada sebelum mereka lahir sehingga kini tidak perlu memikirkan lebih jauh. Seolah-olah ia lahir seketika dan begitu saja. Seakan para veteran itu t

PENDIDIKAN HAMIL SEHAT LENGKAP

Judul buku: Panduan Lengkap Hamil Sehat Versi lama: Rahasia Hamil Sehat Penulis: Lutfiatus Sholihah Penerbit: Diva Pres, Yogyakarta, 2005 (lama), 2007 (Baru) Tebal: 356 halaman Menulis Buku Hamil Bermodal Inspirasi Buku ini merupakan karya pertama Lutfiatus Sholihah yang dirangkum berdasar pengalaman dua kali dirinya hamil. Berbekal pengalaman yang dijalani menginspirasi kelahiran buku ini. Meskipun bersamaan kehadiran buku ini banyak juga buku serupa beredar di pasaran, namun buku ini memiliki keistimewaan, antara lain: karena ditulis oleh orang yang berpengalaman dan uraian bahasanya enak ditangkap kalangan umum, khususnya masyarakat awam. Diva Press (Yogyakarta) yang menerbitkan buku ini menyambut positif dan merasa mendapat kepercayaan terlebih hingga rulis ini dipublikasikan versi baru (Panduan Lengkap Hamil Sehat) telah memasuki cetak ke-9. Semua capaian yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Diva Press. Namun demikian buku ini masih banyak beberapa hal yg perlu direvisi.

Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam

Islamic Education dalam Jepitan Globalisasi Judul buku: Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M Naquib Al-Attas Judul asli: The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib Al-Attas Penulis: Wan Mohd Nor Wan Daud Penerjemah: Hamid Fahmy, M Arifin Ismail, dan Iskandar Arnel Penyunting: Abd Syukur Dj. Penerbit: Mizan, Bandung, Juli 2003 Jumlah halaman: 552 muka Peresensi: Kholilul Rohman Ahmad, mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tujuan pendidikan dalam Islam adalah menciptakan manusia yang baik, seorang manusia beradab dalam pengertian yang komprehensif. Pendidikan adalah pengenalan dan pengakuan mengenai tempat sesuatu sesuai dengan tatanan penciptaan yang ditanamkan secara progresif ke dalam diri manusia sehingga menggiiring pada pengenalan dan pengakuan Tuhan dalam tatanan wujud dan maujud. Tradisi pemikiran Islam terhadap aktifitas koreksi ulang atau konseptualisasi ulang ini dapat berarti tajdid, yang bermakna hakikatnya selalu berorientasi pada

Sistem Tanam Paksa di Jawa

Judul buku : Sistem Tanam Paksa di Jawa Judul asli : Java Under The Cultivation System: Collected Writings (1992) Penulis : Robert van Niel Pengantar : Suyatno Kartodirdjo Penerjemah : Hardoyo Penyunting : Abdul Mun’im DZ., E Dwi Arya Wisesa Penerbit : PT Pustaka LP3ES, Jakarta, 2003 Tebal : xvii+308 halaman termasuk indeks Benih-benih Liberalisasi Ekonomi di Indonesia Sejarah peradaban sosial di Pulau Jawa awal abad ke-19 pernah dilewati sebuah sistem ekonomi bentukan asing (Belanda) yang sangat mempengaruhi roda ekonomi rakyat. Namanya Sistem Tanam Paksa (bahasa Belanda: Cultuurstelsel , Inggris: Cultivation System ). Meski saat penerapan sistem ini berbuah kontroversi, namun secara umum menunjukkan makna signifikan yang kuat bagi pengembangan ekonomi pertanian rakyat kelak. Sebelumnya para petani Jawa menanam tanaman hanya untuk kebutuhan lokal dan ekspor terbatas. Sejak diterapkan sistem ini pada tahun 1830 hingga 1870, petani berkesempatan menanam tanaman pertanian dan perk

Fakta Sosial tentang Ulama Berpolitik Praktis

Judul: Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan Penulis: Dr Endang Turmudi Penerjemah: Supriyanto Abdi Penerbit: LKIS Yogyakarta, Cetakan Pertama, Februari 2004 Tebal: xv + 348 halaman Fakta Sosial tentang Ulama Berpolitik Praktis KIAI berpolitik dalam percaturan politik Indonesia bukan fenomena baru. Sejak proses kelahiran negara Indonesia , kiai cukup banyak memegang peran penting. Di samping memimpin pondok pesantren, antara lain, mereka juga terlibat dalam perumusan undang-undang maupun pengorganisasian massa dalam rangka mengusir penjajah. Dalam perjalanan sejarah kebangsaan, dualitas fungsi kiai (pemimpin pesantren dan organisasi) ini sangat terasa. Persoalannya, zaman sekarang beberapa kiai bersikap "tidak proporsional" dalam mengurusi persoalan politik, sebagaimana digambarkan dalam buku ini. Memang, dalam sejarah dicatat bahwa kontribusi perjuangan kiai tidak pernah absen dalam proses kebangsaan. Di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), misalnya, meski secara normatif k

Membangunkan (Akal) Orang Asia

Judul Buku: Bisakah Orang Asia Berpikir? Penulis: Kishore Mahbubani Penerjemah: Salahuddien GZ Pengantar: M Dawam Rahadjo Penerbit: Teraju, Jakarta, 2005 Tebal: xliv + 317 halaman Membangunkan (Akal) Orang Asia Oleh: Kholilul Rohman Ahmad GLOBALISASI bukan masalah remeh. Sebab, kenyataan sistem dunia itu menjadi problem mendasar. Globalisasi akan sangat menentukan manusia dan kualitas kemanusiaan di masa depan. Oleh karena itu, memperbincangkan bagaimana menyikapi globalisasi mutlak diperlukan agar keberadaan kita selalu diakui oleh orang (bangsa) lain. Seperti buku Bisakah Orang Asia Berpikir? karya Kishore Mahbubani ini, yang mengupas globalisasi dengan angle orang Asia. Mahbubani membedah struktur sosial orang Asia untuk menemukan titik-titik kekuatan dalam upaya bersaing dengan orang (bangsa) Barat. Hasil dari pembedahan itu memunculkan satu pertanyaan penting yang tidak membutuhkan jawaban segera: "Bisakah orang Asia berpikir?" Pertanyaan itu sangat menggeli

Nilai Ekonomi dalam Kontroversi Islam Liberal

Nilai Ekonomi dalam Kontroversi Islam Liberal Oleh Kholilul Rohman Ahmad Geliat pemikiran liberalisme Islam atau Islam liberal yang dikampanyekan, antara lain, oleh Jaringan Islam Liberal (JIL) dalam pentas pemikiran Islam Indonesia tampak mulai mengendur. Gaungnya tidak seheboh ketika muncul. Popularitasnya telah memudar dan–jika boleh dibilang-- kadaluwarsa. Sebab substansi Islam liberal, yang sempat trend di Indonesia tahun 2000-an, bukan wacana baru dalam kancah pemikiran Islam di Indonesia. Dalam bahasa M Yudhie Haryono dalam Melawan dengan Teks (2005: 13), fenomena Islam liberal muncul dengan epistemologi sama, tetapi penampilan beda. Salah satu keuntungan wacana Islam liberal cepat populer karena didukung publikasi media massa secara massif, bahkan sampai melahirkan kontra Islam liberal. Terlebih saat koordinator JIL, Ulil Abshar Abdalla, kena fatwa/dihukumi halal darahnya oleh sejumlah kiai Jawa Timur, makin terkenallah wacana itu. Meskipun topik bahasan Islam l

Ajal Agama di Tengah Kedigdayaan Sains

Judul buku: Ajal Agama di Tengah Kedigdayaan Sains? Penulis: Huston Smith Penerjemah: Ary Budiyanto Penyunting: Trisno S. Sutanto Penerbit: Mizan, Bandung , Cet. I, Februari 2003 Tebal Buku: xxviii + 442 termasuk indeks Peresensi: Kholilul Rohman Ahmad DILEMA AGAMA DI TENGAH KEJAYAAN SAINS Gempuran ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia menjadikan agama berada pada posisi yang dilematis. Kejayaan ilmu pengetahuan dewasa ini yang mampu memberikan jawaban terhadap berbagai problem yang dihadapi manusia menjadikan agama seolah “tak berguna” lagi. Agama seolah “rapuh” menghadapi sains yang mengalami perkembangan secara menakjubkan. Huston Smith melalui buku yang aslinya berjudul Why Religion Matters: The Fate of The Human Spirit in an Age of Disbelief yang diterjemahkan menjadi Ajal Agama di Tengah Kedigdayaan Sains? ini memberikan gambaran secara sosiologis atas keberadaan agama di tengah gempuran sains itu. Melalui buku ini ia bermaksud mengajak pembaca menjadikan buku ini s

FAKTA PSIKOLOGIS MANUSIA “BERTEMU” TUHAN

Judul: Perjumpaan dengan Tuhan: Ragam Pengalaman Religius Manusia Penulis: William James Penerjemah: Gunawan Admiranto Pengantar: Hanna Djumhana Bastaman, Martin E Marty Penerbit: Mizan, Bandung , November 2004 Tebal: 755 halaman [termasuk indeks] FAKTA PSIKOLOGIS MANUSIA “BERTEMU” TUHAN Oleh Kholilul Rohman Ahmad Buku ini mengetengahkan berbagai pengalaman manusia beragama tentang kejadian yang menimpanya di mana disebut sebagai pengalaman “bertemu” Tuhan. Dengan berbagai pengalaman manusia yang disajikan melalui buku ini, William James hendak memberikan bukti ilmiah bahwa sesungguhnya agama tidak semestinya diformalkan dengan sepenuhnya bersandar pada pengalaman religius “manusia pilihan” Tuhan. Sebab dengan formalitas agama itu menjadikan agama tidak sakral dan personal. Padahal kenyataan sejati agama adalah sangat berkaitan erat dengan persoalan personalitas pemeluknya yang tidak bisa dijelaskan, namun bisa dirasakan. Dengan lain kata, menurut pandangan William, sebetulnya setia